Annyeong? Kali ini gue comeback dengan membawa K-Fanfiction SuGen Couple! Bagi SuGen shiper, silakan membacanya. Mau copas? Boleh. Asalkan memberi cr ne.. Jangan lupa tinggalkan jejak!! Happy reading`
________________________________________________________________
Judul : You and I
Genre : Friendship, Romance, other
Author : Kim Yoonjae
Cast : Jessica Jung
Lee Donghae
Tiffany Hwang
Im Yoona as Jung Yoona
Lee Hyukjae as Eunhyuk
Lee Hyukjae as Eunhyuk
\\And other(s)
^-^
*Author POV
“Bukankah namja itu tampan sekali?” tanya Jessica meminta pendapat
Tiffany menghela nafas. Setiap kali bertemu namja yang tampan, dia selalu saja begitu. Well.. walaupun dia belum pernah berpacaran tetapi itu kan juga termasuk playgirl! batin Tiffany
Sekonyong konyong Tiffany mendengar teriakkan keras tepat di telinganya. “Ya!”
“Mwohae?!” akhirnya Tiffany mengeluarkan suara juga, meskipun agak kesal
Jessica membisikkan sesuatu di telinga Tiffany, “Sepertinya, Eunhyuk-ssi adalah calon soul-mateku.”
Aissh! Lagi-lagi dia terkena heart attack. Benarkah semudah itu seseorang dapat jatuh cinta? Lagipula, kapan anak itu dapat merubah sikap jeleknya itu? Tunggu dulu, kenapa sekarang malah aku yang sewot?!
Sebelum Tiffany sempat bertanya lagi, Jessica sudah ngacir ke kantin bersama Yoona
*End Author POV
^-^
*Jessica POV
“Sica-yah!”
Aku memutar badanku, dan mendapati namja itu berada di sampingku. Ya, namja itu bernama Eunhyuk. Yang tadi kubicarakan dengan Tiffany. “Ne?” sahutku
“Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu.”
“Katakan sajalah, oppa,” jawabku
Mwo? Aku memanggilnya ‘Oppa’? Apakah dia mengijinkanku untuk memanggilnya dengan sebutan itu?
“Sica-yah,” Eunhyuk-oppa mendekatkan wajahnya. “Johahae.”
KRING!! KRINNNGGG!!
“Ya! Eonni!” teriak seseorang yang sudah biasa membangunkanku, Yoona. “Cepat bangun!”
Menyebalkan! Jinjja! Kenapa si cerewet itu membangunkanku dikala mimpi indah ini? Inikan mimpi yang sangat langka!
“Sudah pukul 6! Ppaliwa!”
Huh! Kau pikir aku bodoh apa? Bukankah biasanya kau berangkat sekolah duluan setelah membangunkanku? Kau kan sudah tahu hobby tidurku itu, babo!
“Eonni! Hari ini aku masuk ke kelas siang. Kau tahu itu kan?”
Aku membuka mataku dengan malas. Rupanya, kali ini si cereweet itu tidak berbohong lagi. SEKARANG SUDAH PUKUL 6 DAN AKU BELUM BERSIAP KE SEKOLAH!!
*End Jessica POV
^-^
*Jessica POV
Aku membuka pintu ini dengan sangat perlahan. Ya. Tentu saja. Aku harus sudah siap menerima hukuman dari seonsangnimku.
KREK~~
Aku menundukkan kepalaku, lalu mengangkatnya lagi. Mengumpulkan keberanianku untuk berjalan masuk ke dalam
“Heh? Neon nuguyo?” tanya seseorang berkepala botak yang langsung kukenali. Bukankah dia wali kelas III-2? Hah? WALI KELAS III-2?! BERARTI SEKARANG AKU ADA DI KELAS III-2?
“Mi.. mianhamnida, seon.. seonsangnim,” kataku gugup. “Aku.. salah masuk kelas..”
Babo! Babo! Babo!!!!
Aku memukul-mukul kepalaku ketika mendengar suara gugupku sendiri. Benar benar menjijikkan. Tetapi, sepertinya aku tidak perlu memikirkan tentang ‘suara menjijikkan-ku’ itu karena ada masalah besar yang harus kuhadapi sekarang. Yeah, tentu saja aku sudah sangat terlambat untuk pergi ke kelasku. Apalagi sekarang ini aku salah masuk kelas. Pasti sudah banyak waktu yang terbuang.
Samar-samar aku melihat seorang namja yang memperhatikanku sambil tersenyum. Rasanya aku pernah bertemu dengan namja itu sebelumnya. Tapi.. dimana ya? Deja vu? Ah! Aniyo! Dia kan namja yang menolongku sewaktu di China dan ...
(Flashback)
3 bulan yang lalu, sekolahku, Chaeson High School, mengadakan tour ke China. Mateku selama tour itu adalah Tiffany. Dan, butuh usaha yang cukup banyak hanya untuk mengajaknya ikut. Kalian tahu kan, Tiffany itu adalah orang yang tidak terlalu suka berpergian. Apalagi keluar negri.
Suatu kali, kami ketinggalan tour saat akan pergi ke Shanghai. Yeah, harus kuakui kalau ‘keterlambatan’ itu disebabkan karena kesalahanku. Aku ketiduran di kamar mandi, sedangkan Tiffany tidak mau repot-repot mencariku [Teman macam apa itu?]. Tiffany bahkan berkata kalau dia sengaja melakukan itu supaya kita tetap stay di hotel. Aneh sekali bukan? Biarpun begitu, Tiffany tetap merupakan sahabatku tersayang.
Pada akhirnya Tiffany bersedia menemaniku mencari bus yang menuju ke Shanghai, tetapi kita malah kebingungan sendiri di kota Beijing yang luas itu. Kami hanya bisa memutari Beijing tanpa arah yang jelas, alias berdasarkan insting. Sampai akhirnya kami benar-benar tersesat. Bahkan kita juga tidak bisa mengingat jalan kembali ke hotel
Ditengah kebingungan itu, seorang namja tiba-tiba datang dan menarik tanganku, memberi isyarat agar mengikutinya. Namja itu memakai topi dan hoddieyang bewarna hitam. Seperti orang bodoh (atau memang bodoh), aku membiarkannya menarik tanganku begitu saja, sedangkan Tiffany mengikuti dari belakang.
Beberapa saat kemudian, kami baru kembali pada akal sehat. Atau, lebih tepatnya, Tiffany yang lebih dulu kembali pada akal sehatnya.
“HEY YOU’RE KIDNAPING ME?!” bentak Tiffany. Namja itu terlihat kaget, tetapi tetap tenang.
Aissh! Dasar. Walaupun namja itu misterius, tapi pegangan tangannya terasa hangat. Karena itu aku tidak terlalu khawatir saat namja itu menarik tanganku. Lagipula, wajahnya cukup tampan. Yah, tadi aku melihat wajahnya samar samar.
“No, I’m not kidnaping you,*author ngasal inggris*” balas namja itu tegas.
“So? What are you doing? Don’t try to lying to me.”
Namja itu mengisyaratkan agar Tiffany diam. “Just follow me.”
Tak lama kemudian, hotel tempat kami menginap telah terlihat. Ternyata, namja itu tidak menculik kami. Dia hanya mengantarkan kami kembali ke hotel. Tapi, bagaimana dia tahu hotel kami? Apakah dia stalker? Ah sudahlah, yang penting kami harus berterima kasih padanya
Aku membalikkan tubuhku, mencari sosok namja itu yang ternyata telah menghilang. Apakah dia malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk membantuku?
(End Flashback)
“Ya! Berapa lama lagi kau akan berdiri di situ?” bentak seonsangnim botak itu lagi
“Ne...” kataku. “Mianhamnida.”
Aku segera pergi dari tempat itu setelah melihat nama yang terpasang di seragam namja itu. Lee Donghae. Ya, aku akan mengingatnya.
*End Jessica POV
^-^
*Author POV
“Fany-ah~~,” panggil Jessica dengan suara manjanya
“Aissh! Geunmanhae!” balas Tiffany tak acuh. Jessica cemberut. Tiffany menghela nafas, “Okay, okay, what again?” Biasanya anak itu begini karena dia jatuh cinta lagi. “Apakah ada namja lain yang lebih tampan dari Eunhyuk-oppa?” tebak Tiffany. Ya, tentu saja, Tiffany menjawab pertanyaannya sendiri
“Wah! Kau bisa membaca pikiranku ya?” wajah Jessica yang tadinya cemberut berubah menjadi berseri seri
Tiffany menghela nafas lagi. “Kau selalu mengganti ‘calon soulmate’ mu hampir setiap hari. Apa kau tahu itu?”
“Tapi kali ini berbeda. Aku bahkan sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya.”
“Mwo?! Nugu?” Tanpa sadar, intonasi Tiffany meninggi. Mungkinkah dia?
“Lee Donghae. Namja yang menolong kita saat di Beijing. Dia seonbae kelas III-2 di sini.”
Tiffany hanya terdiam. Kau tidak boleh menyukai nya, Jessica Jung. Aku sudah tahu kalau Donghae-ssi bersekolah disini dan aku sudah menyukainya terlebih dulu daripada kamu.
Jessica hendak bercerita lebih lanjut. Tetapi ketika melihat sahabatnya itu diam, dia mengurungkan niatnya. “Neon mwohae? Kenapa diam?”
Tiffany tidak menjawab, malahan memandang jauh keluar jendela.
“Kau.. pernah bertemu dengannya lagi? Maksudku, sejak kita pulang dari China, apakah kau pernah bertemunya lagi?”
Tiffany mengangguk pelan.
“Neo .. jugusseo, Tiffany Hwang,” ucap Jessica lambat-lambat. “Kalau kau sudah mengenal nya, kenapa tidak memberitahuku?”
“Untuk apa aku memberitahumu? Kupikir, kau juga akan melupakannya dalam waktu beberapa hari, seperti namja yang lainnya. Bukankah kau menyukai Eunhyuk oppa?” bantah Tiffany
“Tidak lagi! Aku .. tidak .. menyukai Eunhyuk-ssi lagi,” Jessica terdengar seperti menggumam. “Aku menyukainya. Dan ini benar benar perasaan cinta ku yang pertama.”
Jessica yang terlalu marah untuk berdebat lagi dengan Tiffany langsung berjalan keluar kelas. Tanpa sengaja, dia berpapasan dengan Eunhyuk yang kebetulan lewat.
*End Author POV
*Jessica POV
Eunhyuk-ssi? Aissh! Tidak akan! Aku tidak menyukaimu lagi, Eunhyuk-ssi. Huft~ Aku harus melupakannya.
Tiba-tiba, aku merasakan adanya tangan kekar yang menepuk bahuku.
“Jeogiyo, apakah kau mengenal Tiffany Hwang?” tanya Eunhyuk
“Ne,” jawabku tanpa semangat. “Ada apa? Apakah seonbae ada perlu dengannya?”
Eunhyuk mengangguk. “Dimana dia sekarang?”
“Di kelasnya.”
“Gomawo,” kata Eunhyuk sambil tersenyum padaku. Biasanya aku akan meltingjika ada namja yang berlaku seperti itu kepadaku, tapi kali ini tidak, dan aku tidak tahu mengapa.
Tapi, ada apa Eunhyuk-ssi mencari anak sialan itu? Apakah Eunhyuk-ssi menyukai– Andwae! Itu tidak mungkin kan? Aissh! Aku tidak mau tahu apapun lagi tentang anak itu!
Hah~ Well, okay. Sebenarnya sangat penasaran. Aku tidak pernah mengurusi urusan orang lain, tetapi, ijinkan aku melakukannya kali ini. Hanya kali ini saja.
Aku berjalan mundur. Selangkah. Dua langkah. Sampai akhirnya aku berada di depan pintu. Di kelas memang tidak ada siapapun selain dua orang itu, jadi aku dapat menguntit mereka dengan– Mwo? Aku tidak menguntit! Aku hanya ingin tahu saja.
Sial! Aku tidak dapat mendengar apapun dari sini. Tahu-tahu saja, aku mendengar suara cempreng menyebalkan yang sepertinya ditujukan padaku
“Ya! Eonni! Mwohaneungoya?”
“Pssttt!” desisku kesal
“Kau benar-benar stalker yang sangat baik,” Yoona tersenyum evil kepadaku. “Sa–“
Sebelum Yoona menyelesaikan perkataannya, aku sudah menutup mulut cerewetnya dulu. Kali ini, aku hampir terkena serangan jantung karena melihat Eunhyuk yang tengah memperhatikan kami.
“Ada apa ini?” tanyanya
Aku melemparkan pandangan ganasku kepada Yoona yang langsung meringis.
OH NO!!
*Tiffany POV
Pasti sekarang anak itu sedang merajuk. Lagipula, untuk apa aku memberitahu kalau Donghae-ssi ternyata bersekolah disini juga. Tapi, jujur saja, ini pertama kalinya aku melihat Jessica semarah itu. Apakah dia benar benar menyukai Donghae-ssi? Ataukah itu hanya perasaan sementara?
Tanpa kusadari mataku mulai berair. Aku hampir menangis
“Fany-ah.”
Aku segera menghapus airmataku. “Ne, waeyo oppa?”
Eunhyuk oppa menyerahkan sebuah buku kepadaku. “Gomawo, Fany-ah.”
Aku mengangguk tanpa suara. “Terimakasih juga karena tak lupa mengembalikannya, oppa.”
Eunhyuk oppa membuka mulutnya, terlihat seperti akan mengatakan sesuatu lagi. Tapi tidak jadi. Dia malah pergi keluar. Dasar aneh.
Samar samar aku mendengar suara ribut ribut diluar, seperti suara Jessica. Hm.. dia pasti sedang menguntitku. Dan pasti Jessica akan bertambah marah karena melihatku berduaan dengan Eunhyuk oppa, walaupun tadi dia sudah mengatakan tidak menyukai Eunhyuk oppa lagi. Tapi aku tahu sifatnya itu
*End Tiffany POV
^-^
*Jessica POV
Apakah Eunhyuk mengajak Tiffany kencan? Apakah Eunhyuk sudah pernah mengenal Tiffany sebelumnya? Apakah Eunhyuk menyatakan perasaannya?
Aissh! Aku benar-benar bingung. Jika tadi si cerewet itu tidak mengganggu ku, tentu saja aku sudah mengetahui jawabannya sekarang.
Ya! Untuk apa aku menghabiskan waktuku hanya untuk memikirkan hal bodoh itu?
“Yoona-yah!” aku memanggil yeodongsaeng kesayangan sekaligus menyebalkan–ku itu
“Hm?” Yoona membalas dengan gumaman
“Aku ingin bertemu dengannya lagi, tapi tidak tahu harus bagaimana,” Aku seolah berbicara sendiri. “Masa aku harus berpura pura salah masuk kelas lagi?”
“Mworago? Nugu?”
Aku menceritakan kejadian yang kualami kemarin pada Yoona. Walaupun menyebalkan, dongsaengku itu mau juga mendengarkan ceritaku
“Oh, begitu. Aku punya ide. Tapi ini ide gila,” katanya
“Katakan saja. Barangkali berhasil.”
“Ehm.. tidak jadi deh. Nanti eonni pasti marah.”
Jinjja! Jawabannya itu membuatku semakin penasaran. Tapi benar juga sih. Yoona belum memberitahu saja aku sudah mulai kesal. Apalagi kalau dia sudah memberitahu ‘ide gila-nya’ itu
*End Jessica POV
^-^
*Jessica POV
“Annyeong?”
Hah? Nuguyo?
Aku mengalihkan pandanganku dari novel yang sedang kubaca. Lee .. Donghae?!
“An.. annyeong,” balasku
“Kita bertemu lagi kan, Nona Jung,” katanya lembut. “Waktu memang sangat cepat.”
“Ne?”
Namja ini, Lee Donghae, duduk di sampingku.
Untuk apa kau datang kesini? Kenapa kau sembarangan masuk ke laboratorium ini? (Well, Laboratorium adalah tempatku untuk membaca buku, bukannya perpustakaan) Pikirku sambil memandang wajahnya, meminta penjelasan. Tetapi, yang ada aku malah terhipnotis oleh mata malaikatnya
“Kau masih ingat aku kan?”
Aku mengangguk dengan cepat. “Tentu saja. Seonbae dan aku pernah bertemu 3 bulan yang lalu.”
“Apa kau masih mengenalku?” tanyanya, yang sontak membuatku menganga.
Aku belum pernah mengenalnya, tetapi kenapa dia menanyakan pertanyaan itu? Apakah kita pernah bertemu di masa lalu? Ah, apa jangan-jangan kita pernah bertemu di jaman jurassic *terlalu berlebihan*
“Apa ... maksud seonbae?”
“Tidak perlu berbahasa formal denganku. Santai saja, Nona Jung.”
Bagaimana dia dapat mengetahui namaku?
“Kau benar-benar telah melupakanku? Ya.. kau jahat,” ucap Donghae lagi
Apakah dia salah orang, atau bercanda, atau dia gila?
“Apakah aku pernah mengenal seonbae sebelumnya?”
“Geurom. Masa’ kau lupa?” Mata malaikatnya menatapku dalam-dalam. “Aku Lee Donghae, yang dulu biasa kau panggil Fishy sewaktu kecil.”
Aku berpikir keras untuk menemukan potongan masa kecilku
(Flashback)
6 years ago
“Fishy oppa!” panggilku. “Jangan pergi!”
Donghae tersenyum lemah. “Mianhae, Jung-ah. Tetapi, aku harus mengikuti appa-ku. Kau tahu pekerjaan appa-ku yang selalu berpindah pindah kan?”
“Oppa!!” Aku tak kuasa menahan tangis lagi. “Kita akan bertemu lagi kan?”
Mobil Fishy oppa sudah bergerak maju, tetapi oppa mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil. “Tentu saja, Jung! Aku janji!” teriaknya. “Pada saat kau berumur 16 tahun kita akan bertemu. Dan kau harus menungguku sampai saat itu!” kemudian suaranya memelan ditelan angin, “Kita pasti akan bertemu lagi, Jung!”
(End Flashback)
Dan, sekarang Fishy oppa menepati janjinya padaku. Dia kembali, tetapi aku telah melupakannya. Dia datang, tetapi aku tidak mengenalnya.
Donghae tersenyum jahil padaku. “Ingat?”
Aku merasakan wajahku memerah. Berarti, yang menolongku sewaktu di China adalah oppa? Yang memperhatikanku saat aku salah masuk kelas adalah oppa juga? Bukankah dunia ini sangat kecil?
Donghae oppa menghela nafas. “Dan kau akan menepati janjimu untuk menjadi nae yeoja chingu kan?”
Kapan aku berjanji padanya?
“Johahae.” Bisik oppa
*End Jessica POV
*Tiffany POV
Eunhyuk oppa sudah mengetahui masalahku dengan Jessica dan menyuruhku untuk berbaikkan dengannya. Yeah, biasanya saat sendirian Jessica pasti ada di laboratorium. Memang bukan untuk melakukan percobaan ilmiah, atau sejenis itu, melainkan hanya untuk membaca
Dengan langkah berat, aku berjalan menuju laboratorium. Aku melihat ke dalam melalui jendela. Aku sangat kaget ketika mendapatinya bersama dengan Donghae-ssi
Aku hanya bisa memperhatikan mereka dari luar.
*End Tiffany POV
*Jessica POV
Mwo? Oppa menyatakan perasaannya kepadaku? Tidakkah ini sangat indah? Tetapi, entah mengapa aku merasakan adanya hal yang janggal. Aku .. belum bisa melupakan Eunhyuk-ssi. Lagipula, bagaimana dengan Tiffany? Bukankah dia menyukai oppa?
Masa bodoh! Untuk apa aku mengkhawatirkan Tiffany?
“Bolehkah aku memanggil seonbae dengan sebutan ‘Oppa’ lagi?” tanyaku takut-takut
“Tentu saja, pabo!”
“Aku menyukai oppa dari kecil. Oppa tahu itu kan?”
Donghae oppa mengangguk
“Perasaan suka itu kembali 3 bulan yang lalu saat di China,” Aku melanjutkan. “Dan sampai sekarang. Tapi..” aku menghela nafas. “Nan mollayo, oppa.”
“Mwo?”
“Aku.. hanya...”
Donghae tersenyum dan memelukku. Lalu membisikkan sesuatu di telingaku. “Kau tidak harus menjawabnya sekarang. Sepertinya aku terlalu terburu buru
Tapi, aku masih belum memastikan jawabanku oppa. Mianhae kau harus menunggu
*End Jessica POV
*Tiffany POV
Mereka benar-benar sudah saling mengenal. Haruskah aku membuang perasaan sukaku? Donghae-ssi, kau membuat ku jatuh cinta padamu dan mungkin kau akan membuatku membencimu juga. Tidakkah itu aneh mengingat saat kau menolongku dulu?
(Flashback)
Malam itu, aku berjalan pulang sendiri setelah pergi ke toko buku. Saat itu aku tidak mengajak Jessica untuk menemaniku. Aku melewati gang yang gelap. Sejujurnya, aku sangat takut ketika melewati tempat-tempat seperti itu. Ketakutanku benar-benar terbukti
Aku dicegat oleh sekelompok preman. Aku benar-benar terpojok, bingung harus melakukan apa. Aku memang tidak pernah belajar bela diri sebelumnya. Haruskah aku mencakar preman-preman itu? Menggigitnya? Tetapi itu juga tidak mungkin. Jumlah mereka lebih banyak dari aku dan mereka juga lebih kuat.
Ditengah kebingunganku itu, seorang namja datang menolongku. Namja itu, mengingatkan-ku pada namja yang menolongku saat di China. Ternyata, dugaanku benar. Namja itu adalah orang yang menolongku juga saat di China.
Sejak saat itu, aku mulai menyukai namja itu. Dan, aku pun mengetahui kalau namja itu berada di sekolah yang sama denganku. Sengaja aku tidak memberi tahu Jessica, karena pasti anak itu akan menyukai Donghae-ssi juga
(Flashback end)
*End Tiffany POV
^-^
*Jessica POV
Sudah sebulan lebih sejak Donghae oppa menyatakan perasaannya kepadaku. Sudah sebulan lebih pula aku menghindari Tiffany. Aku merasa kehilangan tanpa Tiffany. Tetapi, aku tidak akan meminta maaf duluan kepadanya. Toh semua itu juga salahnya. Untuk apa aku meminta maaf padanya?
Selama ini memang tidak ada siapapun yang dapat mengerti perasaanku, kecuali Tiffany. Oh, well. Aku memang memiliki Donghae Oppa. Tetapi oppa hanya bisa menemaniku sewaktu istirahat saja. Yeah, karena kelas kita berbeda. Mana bisa dia menemani ku saat kelas berlangsung? Yang ada kita malah dimarahi
KRING! KRING!
Bel pulang telah berbunyi. Semua murid segera keluar kelas. Kini tinggal aku sendirian, menurutku
“Sica-yah,” suara Tiffanylah yang kudengar sekarang
Ternyata aku tidak sendirian. Huft~ Mau apa lagi kau?
Aku tidak memerhatikan Tiffany, melainkan langsung melengos begitu saja.
“Ya!”
Aku tidak sanggup menahan airmataku sendiri. Bagaimanapun juga, Tiffany pernah menjadi sahabatku, dia pernah menemaniku... Haruskah aku mendengarkannya?
Aku menghentikan langkahku. Tiffany menyusulku.
“Aku akan pindah ke LA besok,” kata Tiffany
LA? Kenapa jauh sekali?
Aku baru menyadari kalau aku belum siap kehilangan Tiffany. Aku bahkan merasa tidak ada apa apanya tanpa Tiffany, dan sekarang dia benar-benar pergi meninggalkanku
Aku menggumam di belakang Tiffany, “Kenapa jauh sekali?”
“Jessica Jung, lihat aku,”
Aku memutar badanku yang sedari tadi membelakangi Tiffany. Memperlihatkan mata sembabku.
“Mianhae, aku...” Mata Tiffany ikut berkaca-kaca, tetapi memaksakan tersenyum. “Ini untukmu,” katanya sambil memberikan bungkusan pink kepadaku
“Apa ini?”
“Simpanlah itu sebagai kenangan persahabatan kita, nae chingu,” Tiffany berjalan mundur, menjauhiku. “Semoga kau berbahagia.”
Aku tak kuasa lagi menahan emosiku, langsung memeluk Tiffany. Membiarkan segala gengsiku lagi. Dan, aku mengatakan satu kata yang jarang kukatakan pada siapapun.
“Mianhae,” sahutku pelan. “Mianhae karena aku egois padamu. Mianhae. Dan juga.. gomawo untuk segalanya.”
*End Jessica POV
*Donghae POV
Aku melihat segalanya yang mereka lakukan. Hah~~ Ternyata nae Sica sudah bertambah dewasa.
Tadinya aku ingin mengajak Jessica pergi ke suatu tempat, tetapi, jika keadaannya seperti ini... Sepertinya aku harus menundanya lagi. Tapi, aku pasti berhasil menaklukkan hatimu, Sica-yah!
*End Donghae POV
^-^
*Author POV
4 months later
Malam yang indah. Seorang yeoja tampak sangat menikmati suasana malam itu, seperti melamunkan sesuatu. Di sebelahnya ada seorang namja tegap yang bernama Lee Donghae. Mereka berdua asik melihat bintang bintang yang bertaburan dilangit malam tanpa peduli dengan keadaan di sekitarnya
“Sica-yah?”
Yeoja itu, Jessica, tersadar dari lamunannya. “Waeyo, oppa?”
“Apa kau masih memikirkan Tiffany? Atau.. um,” Donghae terlihat salah tingkah.
Jessica menunduk. “Ne, aku hanya.. menyesal telah menyianyiakan nya sebagai sahabatku.”
Donghae tersenyum. “Bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?”
“Eo? Malhaebwa.”
“Aku sudah sering mengatakan perasaanku tetapi, kau belum membalasnya,” Mata Donghae menerawang jauh. “Apakah kau masih menyukaiku? Maksudku, kau seperti menunggu namja lain, ani, mungkinkah suatu hari nanti kau menjadi soulmateku?”
“Ya, itu mungkin. Dan itu pasti, oppa.”
*End Author POV
^-^
(Epilog)
“Apakah kau masih mengingat pertemuan pertama kita saat di China?”
“Eo. Waeyo oppa?”
“Aku hanya ingin memberi tahumu, Chagiya. Sebenarnya, pertemuan kita itu bukan kebetulan, tetapi aku yang mengikutimu.”
“Jinjjayo? Lalu kenapa Oppa memakai bahasa inggris pada saat itu?”
“Eung... itu hanya.. supaya terlihat seperti kebetulan.”
“Hahaha! Bahasa inggrismu hancur sekali, oppa!” Jessica tersenyum nakal. “Aku sudah tahu kalau itu sengaja. Apa oppa lupa? Aku pernah tinggal di LA selama 3 tahun!”
“Sudahlah, yang penting sekarang kita bersama. Atau kau yang tidak ingin bersamaku?"
"Oppa!!!!"
"Oppa!!!!"
*The End*
0 Yorumlar